Perbedaan Plagiarisme dan Self-Plagiarism yang Harus Diketahui Mahasiswa

Bagi mahasiswa, plagiarisme adalah pelanggaran serius yang bisa berakibat fatal pada kelulusan. Namun, banyak yang belum memahami bahwa self-plagiarism juga termasuk pelanggaran akademik.

Meskipun terdengar aneh — memplagiat karya sendiri — ternyata praktik ini bisa menimbulkan masalah serius di dunia akademik.


Apa Itu Plagiarisme?

Plagiarisme adalah tindakan menjiplak karya orang lain tanpa memberikan kredit atau sumber yang jelas. Bentuknya bisa berupa:

  1. Menyalin teks secara langsung
  2. Menggunakan ide tanpa mencantumkan sumber
  3. Memodifikasi kalimat tanpa parafrase yang tepat

📌 Cek apakah karya Anda mengandung plagiarisme dengan Jasa Cek Turnitin Jokilabs.


Apa Itu Self-Plagiarism?

Self-plagiarism terjadi ketika penulis menggunakan kembali karya mereka sendiri (misalnya dari tugas atau publikasi sebelumnya) tanpa memberi informasi kepada pihak yang berwenang atau tanpa modifikasi signifikan.
Contohnya:

  • Menggunakan bab skripsi lama untuk tugas baru
  • Mengirim artikel yang sama ke beberapa jurnal
  • Menggunakan data penelitian lama untuk publikasi baru tanpa izin

Perbedaan Utama



Kenapa Keduanya Bermasalah?

Baik plagiarisme maupun self-plagiarism sama-sama merusak integritas akademik. Kampus, jurnal, dan institusi pendidikan mengharuskan semua karya bersifat orisinal.


Cara Menghindarinya

  1. Selalu cantumkan sumber rujukan
  2. Lakukan parafrase yang benar
  3. Gunakan layanan profesional untuk pengecekan 👉 Jasa Parafrase Skripsi Jokilabs
  4. Konsultasikan ke pembimbing jika ingin memakai karya lama

Kesimpulan

Mengetahui perbedaan plagiarisme dan self-plagiarism sangat penting agar terhindar dari masalah akademik. Selalu utamakan orisinalitas dan gunakan bantuan layanan profesional seperti Jokilabs untuk menjaga kualitas karya ilmiah Anda.


💡 Cek Skripsi Anda Sekarang
👉 Pesan Jasa Cek Turnitin di Jokilabs untuk memastikan bebas dari plagiarisme.